Sabtu, 22 Januari 2011

Kelompok Tanah "MENENDANG IMPIAN",Kersan Art Studio

Desember 30th, 2010 | 13:41

Bob "Sick" Yudhita Agung (tengah) berpose bersama di depan karya Gede Oka yang berjudul “Cinta Untuk Seni”, I Gede Oka Astawa (kiri) dan Aji tejo wahyu (kanan) saat pembukaan Pameran Seni Rupa "Menendang Impian" Kelompok Tanah di Kersan Art Studio Yogyakarta, Selasa (28/12).
“Semangat kelompok  tanah  perlu terus dijaga, dilanjutkan dan digali. Semoga impian ini bukan batu tapi gula yang kita bidik pada sasaran yang tepat. Paling tidak bisa nendang entah ke gawang lawan atau atau gawang sendiri”.
Demikian sambutan yang disampaikan Bob “Sick” Yudhita Agung dalam pembukaan Pameran Seni Rupa Kelompok Tanah berjudul “Menendang Impian” di Kersan Art Studio Yogyakarta, Selasa (28/12) yang akan diselenggarakan hingga Minggu (16/1/2011).
Pameran “Menendang Impian” menjadi pameran perdana Kelompok Tanah yang berisi mahasiswa semester III Jurusan Seni Rupa Fakultas Seni Rupa Murni ISI Yogyakarta. Mereka adalah Aji Tejo Wahyu, Fitto Anugrah, Fandy Akbar Dewa Perdana, I Gede Oka Astawa, Jihan Narantaka, M. Syarif Hidayatullah.
Salah satu anggota sekaligus ketua Kelompok Tanah I Gede Oka Astawa mengatakan pameran yang diselenggarakan ini dilakukan untuk memperkenalkan Kelompok Tanah kepada masyarakat Yogyakarta. Ke depan akan memperkenalkan kepada masyarakat luar Yogyakarta.
“Tidak hanya di Yogyakarta,Ke depan kita juga  ingin  memperkenalkan Kelompok Tanah kepada masyarakat luar Yogyakarta,” kata seniman muda kelahiran Pangkuh Tibah, Tabanan, Bali ini.
Kelompok Tanah memamerkan  11 karya lukis dan instalasi terbaru yang mereka ciptakan. I Gede  Oka Astawa misalnya menciptakan karya Instalasi dari besi, triplek serta akrilik pada kanvas. Salah satu karyanya berjudul “ Cinta Untuk Seni” seperti menjadi representasi I Gede Oka Astawa terhadap kecintaannya pada dunia seni rupa sehingga ia harus jauh-jauh dari Bali datang ke Yogyakarta untuk sekolah seni.
“ Saya jelas cinta kepada seni, inginnnya berkarya lewat seni. Dengan cinta kepada seni atau apapun propesi kita, kemungkinan beser kita akan menemuka jalan untuk meraih kesukses kalau kita setengah jalan atau kurangnya total dalam mencintai pekerjaan kita, kemungkinan  kita akan menemukan kegagal, Karena untuk meraih kesuksesan mebutuhkan perjuangan,semangat,kerja keras,totalitas dan lain sebagainya” kata Gede.
Sukses juga menjadi pemikiran M. Syarif Hidayatullah, anggota Kelompok Tanah yang lain. Dalam karya lukis abstrak akrilik pada kanvas berjudul “Sukses”, Syarif yang kelahiran Lombok Nusa Tenggara Barat ini tentu mewakili harapan semua seniman bahwa karir berkesenian mereka akan memperoleh kesuksesan.
Betapapun sebenarnya kesuksesan memerlukan semangat (spirit) untuk mencapainya. Kelompok Tanah pun sebenarnya sudah memahami hal itu seperti yang ditunjukkan dalam lukisan akrilik pada kanvas Fittoh Anugrah berjudul “Spirit 06”.
Persis seperti yang dikatakan Bob “Sick” Yudhita Agung diatas, bahwa diperlukan cara membidik yang benar untuk mengenai sasaran yang tepat. Karya surealis “Spirit 06” menampilkan sosok orang yang sedang membidik dengan anak panah ditangannya.
I Gede Arya Sucitra yang tak lain adalah pengajar anggota Kelompok Tanah di Jurusan Seni Rupa memberi catatan cukup dalam. Pameran “Menendang Impian” ini menurut Sucitra berpijak pada utopia diri anggota Kelompok Tanah terhadap ketersinggungan mereka terhadap realitas disekitar mereka.
“Artinya karya mereka dalam pameran ini adalah gambaran mental mengenai hal-hal menggoda untuk diekspresikan,” kata Sucitra.
Sucitra sangat berharap Kelompok Tanah melakukan gerakan memimpikan sesuatu dan menampilkannya dengan konsep tertentu berupa wacana, visual yang merefleksikan ideologi bersama sehingga mereka memunculkan wacana ke arah tertentu.
“Ini Gerakan perdana mereka yang sedang merajut benang-benang realitas yang diintimidasi oleh mimpi. Setidaknya mereka memiliki kesadaran bahwa berkelompok adalah salah satu media efektif saling mengenal, membuka jaringan baru, ruang mental rupa serta diskusi dan pengelolaan kelemahan dan kekuatan diri,” terang Sucitra.(Jogjanews.com/joe)
Salah satu peserta pameran "Menendang Impian" Kelompok Tanah yang diketua oleh I Gede Oka Astawa merupakan pameran perdana kelompok tanah.Setelah menunggu 5 bulan, akhirnya pada tanggal 28 Desember 2010 pameran pertama kelompok tanah dapat terselenggara, dengan tema pameran Menendang Impian.
Di dalam sebuah kehidupan tentunya ada mimpi-mimpi  yang  mewarnai perjalanan hidupan kita. Kehidupan ibaratkan sebuah mimpi yang tidak pernah kita ketahui akan seperti apa mimpi atau kehidupan kita nantinya,Setidaknya kita mempunyai bayangan mimpi atau kehidupan kita mau seperti apa nantinya. Dengan mempunyai mimpin kita sudah tahu apa yang mesti kita lakukan untuk segera mengambil tindakan agar mimpi itu dapat kita capai. Kelompok tanah saya ibaratkan sebagai salahsatu wadah untuk mewujudkan impian dan diwadah ini kita menanam rasa,rasa persaudaraan,kekeluargaan,saling memberi semangat,mempunyai rasa ingin tahu lebih dalam tentang dunia seni dan masih banyak rasa-rasa lain yang kita miliki maupun yang  belum dimiliki mesti kita tanamkan dalam diri untuk kehidupan kedepan. Menendang impian  sebuah ambisi ,sebuah harapan ,sebuah cara dimana sebuah impian mesti kita kejar,kontrol dan kendalikan. Impian bagian dari hidup maka dari itu impian selalu menghiasi dan memacu kita dalam menjalani kehidupan ini. Menendang impian berarti menjauhkan mimpi sejauh-jahuhnya agar bisa kita kejar dan kita terus bisa berlari,dalam pengejaran mimpi secara tidak langsung  tentunya kita akan menenmukan apa yang ada diluar sana ,baik rintangan  maupun hal yang menarik yang selama ini belum pernah kita alami. Menendang impian  sejauh-jauhnya memberikan energi  fositip dalam menjalani kehidupan di dunia yang begitu singkat,disini kita dituntut menghargai waktu,menghargai kesempatan yang ada untuk terus berlari mencari impian kita yang jauh di sana. Impian itu seperti bermain bola selalu berharap akan terjadinya gool,cara untuk menciptakan gol yaitu menendang,kontrol,memainkan,tahu dimana saatnya bertahan dan keluar menyerang. Dunia impian adalah dunia yang tiada batas yang amat luas untuk menggapainya perlu waktu panjang dan menemukan hal-hal yang tidak kita duga dan tidak kita pahami sebelumnya. Jadi jangan takut berbimpi karena mimpi dipermainkan untuk diwujudkan. Ini adalah konsep pameran Menendang Impian yang ditulis oleh ketua kelompok Tanah I Gede Oka Astawa mewakili dari pemikiran-pemikiran anggota kelompok tanah lainya yang disatukan menjadi satu konsep menendang impian.
 Ketua kelompok Tanah I Gede Oka Astawa sedang memberi sanbutan  dalam pembukaan pameran "menendang impian" di Kersan Art Studio.

Bob Sick(tengah) dan kelompok Tanah, syarif, gede oka, tejo,fandi dan fitto sedang berfoto bersama di depan karya oka astawa yang berjudul Cinta Untuk Seni.


I Gede Oka Astawa sedang berfoto bersama karyanya yang berjudul "Berikan Kesegaran" salah satu       karyanya yang dipamerkan di Kersa Art Studio dalam pembukaan pameran kelompok tanah.



 

Minggu, 16 Januari 2011

Pameran "GAME-ART", oleh Kelompok DAKSINA 08 dan Kelompok MATA ANGIN 09, Museum Bali. 30 januari 2010

Darah muda kreativitas harus selau bergejolak. Mengawali dengan membentuk kelompok seni rupa dalam satu angatan sebagai upaya untuk saling mendukung dan kritik apresiatif atas pencapaian karya terkini. Mengelola kebebasan estetika di ruang pamer sekaligus harus bergulat dengan berbagai macam ketentuan teknis tugas-tugas kampus. Dua dunia yang berbeda pijakan, kampus menekankan pada pencapaian medium penciptaan yang variatifserta pendalaman teori, sedangkan di luar kampus, memberi zona kebebasan ekpresi sesuwai dengan kebutuhan wacana dan kemampuan personal. Karya kampus dinilai dosen, karya di luar kampus dinilai publik. Dua hal yang memeng harus sama-sama maksimal dan bertanggung jawab.
Demikian awal sambutan I Gede Arya Sucitra dalam katalog pameran Game-Art yang diadakan oleh kelompok Daksina 08 dan Kelompok Mata Angin 09 yang bertempat di Museum Bali Puputan Badung.
Salah satu perserta dan ketua kelompok Mata Angin sekaligus ketua panitia pameran Game-Art I Gede Oka Astawa tampil dengan karya yang berjudul"Memainkan vs Dipermainkan". Perpaduan karakter objek yang realis dengan cipratan cat yang kuat dilakoni sebagai media ekspresi. Ia sedang menanyakan dirinya sendiri apakah aku dipermainkan atau sang pemain? Pada era tahun 1990-an,karakteristik artistik energi cipratan cat pada karya-karya perupa bali sangat kuat dan melegenda, hingga kesan-kesan cipratan cat yang kuat,ekspresif, liar, diasosiasikan menjadi sebentuk cita rasa artistik karya-karya perupa Bali pada era tersebut.

Salah satu karya I Gede Oka Astawa yang dipamerkan dalam pameran Game-Art.

Karya ini merupakan karya pertama Oka Astawa selama kuliah di ISI Yogyakarta pada semester 1.












I Gede Oka Astawa dan karyanya yang berjudul
"Memainkan vs Dipermainkan"
                                                                              
 

  Oka Atawa sedang menjelaskan karya-karya yang dipamerkan pada pengunjung.     
            
 


Jumat, 14 Januari 2011

INTERNATIONAL PAINTING COMPETITION JAKARTA ART AWARD 2010 "REFLECTION OF MAGACITIES",North Art Space Jakarta

JAKARTA ART AWARD 2010 "Aspek-Aspek Kota Besar"
Jakarta art award merupakan kompetisi seni lukis yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali. Ini adalah perhelatan Jakarta Art Award ke-3, setelah sukses dengan Jakarta Art Awards 2006 dan 2008.
Dalam pristiwa kompetisi Jakarta Art Award (JAA) 2010,yang diselenggarakan oleh PT. Pembangunan Jaya Ancol bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menyodorkan tema yang terkait dengan kehidupan atau aspek-aspek kota besar, untuk kemudian ditawarkan kepada para perupa yang mengkhususkan diri dengan idiom dua dimensi. Memang secara spesifikpenggagas dan panitia JAA, sejak awal selalu menyertakan seni lukis sebagai persyaratan. Hal ini tentu dirasakan membatasi,tetapi juga seharusnya menjadi tantangan bagi para perupa untuk mengartikulasi dan menjelajahi lebih jauh konsep-konsep seni lukis yang lebih maju.
Persyaratan lain adalah pembatasan umur yang sangat lebar, mulai dari minimal 15 tahun dan tak terbatas maksimal umur. Sehigga JAA bisa diikuti dengan lingkup generasi yang luas, mulai dari pelajar, mahasiswa,hingga lanjut usia. Kesempatan ini tentu langka, tetapi juga menjadi persoalan tersendiri karena dalam prakteknya, seni membutuhkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman praktek tersendiri. Bagaimanapun akan menjadi kendala serius bagi para perupa atau pemula yang tidak banyak mengetahui perkembangan saat ini. Hal ini tentunya akan berhadapan dengan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman para juri yang notabene adalah para pratisi seni rupa seperti : perupa, kurator, kritikus, kolektor dan pencinta seni yang telah malang melintang dalam dunia seni rupa di indonesia.
Ada beberapa tahap dalam penjurian  JAA 2010. Pertama memilih karya–karya melalui citra foto yang memang telah ditetapkan panitia. Walaupun tentu tidak mencerminkan kualitas kasya sebenarnya, namun melalui teknologi foto, juri dapat melihat elemen rupa secara umum, memilahnya berdasarkan kualitas teknis, dan pemilihan tema-tema yang menyangkut kota besar yang menarik.
Dari 83 Nominator yang lolos seleksi ada beberapa nominator yang masih menuntut ilmu di bangku kuliah,salah satunya adalah I Gede Oka Astawa ( umur 21 tahun) yang baru semerser 3 di FSR ISI Yogyakarta angkatan 2009. Jakarta Art Award 2010 adalah event pertama yang Oka Astawa ikuti selama kuliah di ISI Yogyakarta. I Gede Oka Astawa salah satu dari 83 nominator yang lolos seleksi menyisihkan 752-an seniman peserta yang memasukan proposal dengan jumlah karya yang masuk mencapai sekitar 2400 karya yang masuk dalam catatan panitia.

 
Gede Oka Astawa dengan karyanya berjudul"Salah Sasaran"



karya Gede Oka Astawa  berjudul "Salah Sasara"
       Nominator Jakarta Art Award 2010



Pengunjung berdiri di depan karya Gede Oka Astawa dalam
pembukaan pameran Jakarta Art Award 2010

Konsep karya" Salah Sasara "

Kebijakan – kebijakan pemerintahan kita kadang kala disalah gunakan dan tidak tepat sasaran dengan kata lain melencengkan dari tujuan awalnya. Subsidi silang salah satunya yang banyak disalah gunakan untuk memperkaya diri ataupun perusahaannya dengan cara merusak hutan digantikan bangunan – bangunan bertingkat. Kebijakan pemerintah yang ngawur memberikan peluang bagi oknum – oknum tertentu melakukan misi yang tak bertanggung jawab . Itulah sekelumit permasalahan yang sering dihadapi di kota – kota besar untuk menjaga kotanya agar tetap nyaman, tenang dan makmur.

http://www.jakartaartawards.com/index.php?mib=lukisan.profile&id=130

Kamis, 13 Januari 2011

Profil Gede Oka Astawa

Apa yang saya lakukan,apa yang saya pilih itu merupakan sebuah proses...,jadi,tidak ada kata untuk berbangga diri atau menyesal dengan apa pun pilihan saya dan apapun hasilnya nanti,karena itu saya anggap sebagai sebuah proses pembelajaran.
Maka, jangan takut menentukan pilihan dan jangan takut untuk berproses.













      Nama                :   I Gede Oka Astawa
      Alamat              :   Dusun gesikan RT 06    panggung harjo,Sewon,Bantul,Yogyakarta
                             Desa Pangkung Tibah,Kediri,Tabanan,Bali
Pendidikan        :  Seni Lukis , Institut Seni Indonesia Yogyakarta 09
Tmp/Tgl lahir     :  Pangkung Tibah , Tabanan , Bali 6 juni 1989
Hp                    081916291872
Email                 gedeokaastawa@yahoo.co.id
Website            :  gedeokaastawa.blogspot.com



Gede Oka Astawa seniman muda lahir di Desa Pangkung Tibah-Kediri, Tabanan, Bali, 06 juni 1989. Lulus dari jurusan seni lukis Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Bali tahun 2009 dan sekarang sedang menyelesaikan pendidikan jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta angkatan 2009.

Anak tunggal dari pasangan I Ketut Sutiasa dan Ni Ketut Mulastri, melahirkan seorang Oka Astawa yang sejak kecil menjadi orang yang pendiam namun memiliki kemauan yang kuat. Semasa di Yogyakarta bergabung dengan komunitas Sanggar Dewata Indobesia (SDI) Yogyakarta, pernah menjadi ketua Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) ISI Yogyakarta (2011). Pada tahun 2012 bersama Hendra Himawan mendirikan forum diskusi WASH (Weekly Art Sharing) Yogyakarta.

Dari aktivitas pameran seni rupa: Mengadakan pameran tunggal pertamanyansaat masih duduk dibangku Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR), Pada tahun 2011 mengadakan pameran tunggal ke 2 “Menjawab Kegelisahan” di Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Selain pameran tunggal juga aktif dalam pameran bersama dan kegiatan-kegiatan kesenian lainnya.



Pameran Tunggal
 

2011         -“Menjawab  Kegelisahan, Tembi Rumah Budaya, Yogyakarta

2008         -”Kebudayaan sebagai awal untuk berkarya”, Pandan harum Café, Bali



Pameran Bersama

    2013           - “Taksu Sketsa SDI”, Sanggar Dewata Indonesia, UPT Galeri ISI Yogyakarta
                 -  “ Special Emotion”, Kelompok Pion, Kersan Art Studio, Yogyakarta

                 - “Cut Out Nation”, Antena Projects, UPT Galeri ISI Yogyakarta

                 - “Smallseries#2”, IAM Independen Art Space & Management, Yogyakarta

              - “TRANSAVANTGARDE”, AJBS Gallery, Surabaya

              - “Nggresulo”, Jogja Gallery, Yogyakarta



  2012           - “ Hydropirates # 2”,Galang Kangin Art Space, Bali

                     - “ Pratisara Affandi Adhi Karya 2012”, Museum Affandi, Yogyakarta

                     - “VIBRANT VISION OF LEMPAD", Sanggar Dewata Indonesia, Sangkring Art Space, Yogyakarta

                     - “Yadnya dalam berkesenian”, KMHD ISI Yogyakarta, UPT Galery ISI Yogyakarta

                     - “Selekda Menuju Pekseminas ke XI, di kampus UNY Yogyakarta

                    - “HANDMADE MEMORIES”, Sangkriang Art Space, Yogyakarta

                     - “ Hydropirates”, TK fest 2012,Gallery ISI Yogyakarta

                     - “ Negari Ngayogyakarta Hadiningrat”, Jogja National Museum(JNM), Yogyakarta

                      - “Secangkir Kopi”, Kelompok Palang, Sangkring Art Project, Yogyakarta



2011          - “ Solo Art Exhibition” , Sanggar Dewata Indonesia, Gallery ISI Surakarta, Solo

                  -“ The Best Of The Best”, angkatan 2009 ISI, Tujuh Bintang Art Space, Yogyakarta

                  -“in flux” Jogja Gallery, Yogyakarta

                  - “Holiday With Mata Anggin” Sudana Gallery, Bali

                  - “ Art for out earth” Fakultas geologi UPN, Yogyakarta

                  -  ” Love Of  Diary “ Bentara Budaya Yogyakarta

              - “Interaksi” Mata Angin dan Nine Group Exhibition, Taman   Budaya Art Center, Bali.

              
2010          -“ Disambar Desember “, Gallery kampus ISI Yogyakarta
                  - “ Menendang Impian “ Tanah Group Exhibition , Kersan Art studio, Yogyakarta             
                 - “ Jogja Gumregah! Jogja Bangkit”Jogja Nasional Museum (JNM), Yogyakarta                  
                 - “Art towards Global Competition”-Langgeng Gallery, Galeri ISI  Yogyakarta.
                  - “festival KOTA SENI FISIP UI”,Depok,Jakarta
                  - “Dies Natalis XXVI ISI Yogyakarta”,Gedung Seni Murni ISI Yogyakarta
                  - ” ITB Art Fair ”Kampus Institus Teknologi Bandung
                  - ”Aspek-aspek Kota Besar”, Jakarta Art Awards 2010, gallery North Art Space, Jakarta.
                  - Pameran selekda menuju pekseminas ke x di kampus UNY Yogyakarta
                        - “ Stil Kalcer” Benteng Unggara, Semarang Jawa Tengah
- "Ten Art" Kelompok Mata Angin, Sekretariat SDI , Yogyakarta
- "DRAWING LOVER # 2” Galeri UPT ISI Yogyakarta, Yogyakarta
- Pameran Cat Air di Lorong Seni Murni ISI Yogyakarta
                  - ” Love Of Diary ” Ten Galery Sanur, BALI
                        - ” GAME ART ”, Kelompok Mata Angin Dan Daksina, Museum Bali, Bali

2009          -Pameran KOLABORASI di FSP ISI Yogyakarta
                  -Pameran Cat Poster gembira loka di LORONG SENI MURNI” ISI Yogyakarta
                  -DIES NATALIS Sanggar saraswati” Yogyakarta
                  -DRAWING LOVER” Galeri Katamsi ISI Yogyakarta
                  -Pameran kelompok MATA ANGIN “SEARAH” Galeri Kandik Emas, sayan, ubud 
                  -Pameran Tugas Akhir SMSR, Bali 
      2007          -Pameran FKI V ISI Denpasar, Bali
2005          -Pameran  lukis cat air,di gedung SMP N 2 Kediri,Tabanan,Bali


Awards 

2012         - Finalis Pratisara Affandi Adhi Karya 2012 
2010         - Finalis jakarta art awards 2010,”aspek-aspek kota besar”.
                 - Nominasi Karya Terbaik  “Lukis Cat Air”, dari staff pengajar seni lukis FSR ISI Yogyakarta , 2010
2009         - 13 Karya terbaik”Lukis Cat Poster”,dari staff pengajar seni lukis    FSR ISI Yogyakarta , 2009
      2007         - Melukis Massal 757 FKI V ISI Denpasar
2005         - 10 karya terbaik Lomba Melukis PANJI Tabanan Bali




           Organisasi

2012                     : Pendiri dan Koordinator artis di Weekly Art Sharing ( WASH)
                           : Ketua Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD ISI Yogyakarta)
2011- sekarang : Anggota Sanggar Dewata Indonesia (SDI Yogyakarta)
2011                     : Ketua kelompok Palang
2009 - 2010       : Ketua Kelompok Mata Angin



Performances Art :
  2013          - Manusia Api Oka Astawa, “Cut Out Nation”, Antena Projects, UPT Galeri ISI Yogyakarta
  2010          - Sketsa Bersama Limbuk Cangik Community , Tembi House Culture ,  Yogyakarta
     2009       - Pentas pertunjukkan Ngelawang Barong Landung SDI dari parkir Abu Bakar Ali sampai Taman Budaya Yogyakarta, Biennale jogja x-2009
        2007          - Melukis masal 757 M, FKI V, ISI DENPASAR